MODUL BLOK 21 ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2011 |
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, bimbingan, petunjuk dan kekuatan-Nya kepada kita semua, atas selesainya Buku Modul Blok 21 Ilmu Kedokteran Keluarga PSPD Unja.
Buku Modul ini merupakan aplikasi dari kompetensi-kompetensi yang dijabarkan dari Standar Kompetensi Dokter yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Buku ini mengacu pada perkembangan terkini dari paradigma pendidikan dokter, yang diuraikan lebih rinci untuk kemudahan dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan, agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tanah air kita.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang telah bekerja keras untuk ikut serta menyusun Buku Modul Blok 21 Ilmu Kedokteran Keluarga. Kami menyadari bahwa Buku Modul ini masih jauh dari sempurna, karena itu akan selalu disempurnakan secara berkala berdasarkan masukan dari berbagai pihak maupun dari bukti-bukti empiris.
Semoga Buku Modul Blok 21 Ilmu Kedokteran Keluarga ini bermanfaat bagi kita semua dan segala upaya yang telah dilakukan ini akan bermanfaat dalam upaya mencapai tujuan kita bersama yaitu pelayanan kesehatan yang bermutu, efisien, efektif, adil dan merata.
Terima Kasih.
Ketua PSPD Unja
dr. Charles A Simanjuntak, SpOT, MPd.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami menerima saudara/i untuk mengikuti pembelajaran di Blok 21 Kedokteran Keluarga Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Unja.
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (American Academy of Family Physicians, 1969). Pelaksana pelayanan kedokteran keluarga adalah dokter keluarga.
Setelah mengikuti blok 21 Ilmu Kedokteran Keluarga kami harapkan saudara/i mampu: memahami penanganan pasien di tingkat pelayanan kesehatan primer yang bersifat individual, berkesinambungan, lebih menekankan pada pencegahan, dan berpusat pada unit keluarga; pengelolaan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga; membuat rencana pencegahan penyakit dan keadaan sakit, melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat dengan memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; memahami perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat (sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan kebijakan pemerintah) berdasarkan konsep dokter keluarga; mampu merancang dan mengelola manajemen dan Praktek atau Klinik Dokter Keluarga dari segi perizinan, perekrutan tenaga, peraturan-perundangan yang terkait, fasilitas, peralatan dll
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulisan buku modul ini, selamat mengikuti Blok 21 Ilmu Kedokteran Keluarga.
Jambi, April 2011
Mengetahui:
Pembantu Ketua I PSPD Ketua Blok 21,
dr. Humaryanto, SpOT, M.Kes dr. H. Armaidi Darmawan, M. Epid
ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
I. PENDAHULUAN
Saat ini sistem pelayanan kesehatan di Indonesia masih terbelah dua, yaitu pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat dan penanganan dokter spesialis di lingkungan rumah sakit. Di satu pihak, ada lapisan masyarakat yang hanya dapat mengakses pelayanan kesehatan pada tingkat primer yaitu puskesmas atau balai pengobatan, namun di sisi lain ada sekelompok masyarakat yang bisa mengakses perawatan dari beberapa spesialis sekaligus dengan pemeriksaan penunjang dan terapi di rumah sakit pusat atau swasta. Pihak yang kedua ini lah yang dianggap mendapat pelayanan kesehatan yang lebih “baik”. Gerakan WHO yang bertajuk “Health For All” mencakup suatu pergeseran paradigma di mana pelayanan kesehatan primer yang justru harus menjadi fokus utama, sehingga akan ada sistem yang dapat menanggulangi kesenjangan dari pelayanan kesehatan ini.
Kedokteran Keluarga adalah “jembatan” penting antara kesenjangan ini. Seorang Dokter Keluarga akan dapat memusatkan perhatian pada pasiennya sebagai seorang individu tetapi juga sebagai anggota dari unit keluarga. Untuk dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, perlu ada perubahan-perubahan dalam profesi medis dan juga sekolah-sekolah kedokteran untuk mencapai kualitas, efektivitas biaya, dan kesetaraan dalam sistem pelayanan kesehatan (Canada Conference Paper, Ontario, 1994).
Seorang Dokter Keluarga dapat memainkan tiga peranan penting. Pertama, mereka bertindak sebagai judicious gatekeepers yang artinya mengurangi kelebihan tanggungan rumah sakit dengan cara menguasai penanganan awal yang tepat. Kedua, fokus utama adalah preventif sehingga akan mengurangi beban yang disebabkan oleh penyakit kronis. Ketiga, kedokteran keluarga adalah kesempatan baik di mana semua stakeholder kesehatan dapat bekerjasama menuju kesatuan kesehatan (towards unity for health atau TUFH). Stakeholder tersebut terdiri atas policy maker, profesi medis, akademisi, health care manager, dan masyarakat. (Dr. Alfred Loh, WONCA, 2002)
Dengan demikian, melalui training yang baik dan silabus yang tepat, seorang Dokter Keluarga dapat membantu mengurangi beban biaya kesehatan secara menyeluruh melalui tiga cara tersebut di atas.
Karakteristik Mahasiswa
Telah mengikuti pembelajaran sampai dengan Blok 18 (Kedokteran Komunitas).
Pokok Bahasan :
Family Medicine Curriculum |
Packet A: Principles of Family Medicine |
Packet B
Mangemen FM Practice
Packet C:
Medical and Technical Skills
Packet D: Applied Medicine (Groups & Ages) |
II. VISI dan MISI
VISI DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PSPD UNJA
”Berperan aktif dalam mempersiapkan seorang dokter yang mampu bekerja secara profesional sekaligus berperan sebagai ilmuwan, manager, serta konsultan dalam bidang kesehatan dan kedokteran sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan masyarakat”.
MISI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KEDOKTERAN KELUARGA
Mendidik dan memberikan pengalaman bagi mahasiswa kedokteran agar :
• Mampu mengenal, merumuskan dan menjalankan prioritas kesehatan masyarakat di masa sekarang dan yang akan datang.
• Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan paripurna: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (care provider)
• Mengembangkan dan menerapkan ilmu kedokteran komunitas dan kedokteran pencegahan melalui kegiatan-kegiatan penelitian, penyuluhan dan pengabdian masyarakat ( scientist and comunicator).
• Menjalankan peran dokter di dalam organisasi dan manajemen dalam bidang kedokteran komunitas dan kedokteran pencegahan (manager)
• Menjalankan peran sebagai konsultan (medical advisor) dalam segala aspek yang dapat menaikkan derajat kesehatan masyarakat.
• Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan (community leader dan decision maker )
III. PENGURUS BLOK:
Penanggung Jawab : dr. Humaryanto, Sp.OT, M. Kes (Puked Akademik)
Koordinator : dr. H. Armaidi Darmawan, M. Epid.
Sekretaris : dr. Mirna Iskandar
Anggota : dr. Fadli
: dr. Rita Halim
DOSEN PENGAJAR BLOK 21
1. Aywar Zamri, dr, Sp. PD (AWZ)
2. Azwar Djauhari, dr, M. Sc (AZD)
3. Armaidi Darmawan, dr, M. Epid (ARD)
4. Nindya Aryanti, dr. M.Med.Ed (NDA)
5. Irawati Sukandar, drg, M. Kes (IRS) (Kadiskes Kota)
6. Didik Sunaryadi, SKM., M.Kes (DDS)
7. Eres Inventory, SKM, M.Epid (ERS)
8. Fairuz, dr. Sp.PA (FAR)
9. Fahrurazi, dr, M.Kes (FRZ)
10. FX. Suharto, dr, M. Kes (FXS) ( Sekretaris PDKI)
11. Erdiyanto, dr (ERY) (Ketua PDKI)
III. AREA KOMPETENSI (Standar Kompetensi Dokter KKI hal 24-27 dan 105)
PUBLIC HEALTH MEDICINE
· Prevention (vaccination policy included)
· Patient safety
COMMUNICATION AND RECORDING
· Pencegahan penyakit
· Keselamatan pasien
· Pembuatan formulasi secara lisan dan tertulis
· Pengenalan berbagai perilaku yang membahayakan kesehatan dan gaya hidup
· Meresepkan obat
· Komunikasi lisan dan tertulis dengan kolega dan tenaga medis lain
· Konsultasi terapi
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
· Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
· Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit
· Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
· Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
· Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer denganpendekatan kedokteran keluarga
Kompetensi Inti
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer
Lulusan PSPD Unja Mampu:
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
· Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding
· Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit
· Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien.
· Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien
· Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu
· Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal
· Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca
· Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan berkesinambungan dalam mengelola penyakit dan masalah pasien
· Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi
2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit
· Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya (Pencegahan tertier adalah pencegahan yang digunakan untuk memperlambat progresi dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet pada penderita DM, olah raga)
· Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya (Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan untuk mengidentifikasi faktor risiko dari penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh pap smear, mantous test)
· Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat (Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit, misalnya imunisasi)
· Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit.
· Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan professional di bidang lain
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
· Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya
· Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
· Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan “program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”
4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
· Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
· Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu masalah kesehatan
· Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah kesehatan masyarakat
· Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah,
· termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru
· Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan
· Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta menganalisis hasilnya
· Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan
· Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan
· Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat
5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
· Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan)
· Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
· Mengelola sumber daya manusia
· Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana
6. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek Kedokteran keluarga
· Menjelaskan masalah kedokteran dan kesehatan berdasarkan pengertian ilmu biomedik, klinik, perilaku dan komunitas terkini yang diterima secara umum
· Menyusun rencana intervensi berdasarkan pemahaman ilmiah dan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran berbasis bukti dalam praktik kedokteran.
Komponen Kompetensi
§ Menjelaskan perbedaan antara sehat dan sakit dengan memperhatikan ilmu biomedik, perilaku, klinik dan komunitas
· Melakukan diagnosis masalah kesehatan individu, keluarga dan komunitas berdasarkan kedokteran berbasis bukti (EBM)
§ Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan yang utama pada individu, keluarga dan komunitas berdasarkan kedokteran berbasis bukti
§ Memantau kemajuan keadaan pasien dan memodifikasi penatalaksanaan yang sesuai
§ Melakukan tindakan pencegahan dan tindak lanjut dalam penatalaksanaan masalah kesehatan
§ Mengenal dan menjelaskan keterbatasan ilmu dalam diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan
§ Menyampaikan dasar pemikiran pemilihan terapi serta hasil yang diharapkan kepada staf dan sejawat, pasien dan keluarga sesuai dengan tingkat pemahamannya
7. Pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
· Mengelola masalah kesehatan pada individu sebagai bagian integral dari keluarga, komunitas dan lingkungan secara komprehensif dan holistik, terpadu, dan bersinambung dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
· Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengembangkan perilaku individu dan lingkungan yang sehat dalam penatalaksanaan pasien maupun komunitas dalam rangka mencegah berkembangnya penyakit.
Komponen Kompetensi
· Mengelola masalah kesehatan individual melalui penguasaan clinical reasoning skill untuk mencapai hasil yang maksimal
· Mendiagnosis, mengelola dan mencegah, masalah kesehatan individual dalam hubungannya dengan keluarga atau masyarakat
8. Manajemen pelayanan kesehatan
· Mampu berfungsi sebagai manajer kesehatan dengan menerapkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat (sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan kebijakan pemerintah) berdasarkan konsep dokter keluarga.
Komponen Kompetensi
· Mengenal komponen masukan, proses dan luaran yang diperlukan untuk mengembangkan fasilitas kesehatan
· Mengembangkan fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat termasuk laboratorium, pemeriksaan penunjang lain dan sistem rujukan
· Mengenal sistem jaminan pelayanan kesehatan sebagai pendukung pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma sehat
· Mengelola fasilitas pelayanan kesehatan primer sesuai standar pelayanan, kebutuhan masyarakat dan peraturan-peraturan kesehatan yang berlaku
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami penanganan pasien di tingkat pelayanan kesehatan primer yang bersifat individual, berkesinambungan, lebih menekankan pada pencegahan, dan berpusat pada unit keluarga.
2. Pengelolaan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
3. Membuat rencana pencegahan penyakit dan keadaan sakit, melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat dengan memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
4. Memahami perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat (sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan kebijakan pemerintah) berdasarkan konsep dokter keluarga
5. Mampu merancang dan mengelola manajemen dan Praktek atau Klinik Dokter Keluarga dari segi perizinan, perekrutan tenaga, peraturan-perundangan yang terkait, fasilitas, peralatan dll
V. METODE PEMBELAJARAN
Berdasarkan kurikulum standar yang disusun oleh WONCA (World Organization of Family Doctors = Perhimpunan Kedokteran Keluarga Dunia) melalui program ASPAC Regional, pada tahun 2002 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyetujui bahwa kurikulum standar Kedokteran Keluarga di Indonesia harus mencakup empat Pilar Family Medicine sebagaimana disebutkan dalam skema kurikulum di atas. Sub topik lebih lanjut akan dicantumkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. Pilar Pendidikan Kedokteran Keluarga dan Materi Pembelajaran
| PILAR KEDOKTERAN KELUARGA DAN URAIAN MATERI |
A | Konsep Kedokteran Keluarga |
A1 | Konsep dan Nilai-nilai Sentral Kedokteran Keluarga |
A2 | Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kesehatan |
A3 | Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat, Panggilan Rumah, dan Perawatan Di Rumah |
A4 | Perawatan Paliatif |
B | Manajemen Praktek Dokter Keluarga |
B1 | Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Lain |
B2 | Manajemen Fasilitas dan Sarana |
B3 | Manajemen Informasi: Rekam Medis, Kerahasiaan, dan Komputerisasi |
B4 | Manajemen Keuangan |
B5 | Manajemen Kualitas |
C | Keterampilan Medis Klinis dan Tindakan Dalam Situasi-situasi Khusus) |
C(A) Keterampilan Klinik dalam Praktek | 1. Proses Konsultasi |
2. Keterampilan Komunikasi |
3. Keterampilan Konseling |
4. Pengubahan Perilaku |
5. Manajemen Penyakit |
6. Kegawatdaruratan |
C (B) Gejala-gejala utama | 1. Kelelahan 2. ¯ Berat Badan 3. Demam 4. Dyspepsia 5. Sesak Napas | 6. Batuk, Nyeri 7. Tenggorokan 8. Nyeri Dada 9. Diare 10. Konstipasi | 11. Muntah 12. Nyeri perut 13. Ruam 14. Nyeri Punggung 15. Nyeri Sendi | 16. Meriang/Menggigil 17. Nyeri Kepala 18. Insomnia 19. Bayi Menangis Tak Henti 20. Mata Merah |
C (C) Keterampilan Medis yang bersifat Teknis dan Perawatan Dalam Kelainan Khusus | Kelainan Kardiovaskular dan Respirasi |
Kelainan Gastrointestinal |
Kelainan Renal dan Hematologis |
Kelainan Psikologis |
Kelainan Kulit |
Kelainan Tulang dan Sendi |
Kelainan Saraf, Mata, dan THT |
Kelainan Gizi, Metabolik, dan Endokrin |
D | Keluasan Ilmu dan Penerapannya pada Berbagai Golongan Usia |
D | Kesehatan Anak dan Remaja |
Kesehatan Wanita |
Kesehatan Pria |
Kesehatan Dewasa yang Bekerja |
Kesehatan Lansia |
Kesehatan Masyarakat |
Sumber: A Primer of Family Medicine , Singapore, 2004
Materi di atas akan disesuaikan dan dipilih agar mampulaksana dengan mempertimbang kan waktu yang tersedia dan materi yang telah dipelajari di blok lain agar tidak terdapat tumpangtindih karena materi C dan D keterampilan Medis Klinis, Tindakan Dalam Situasi-situasi Khusus dan Keluasan Ilmu dan Penerapannya pada Berbagai Golongan Usia. Pemilihan dan penyesuaian ini menjadi muatan dalam blok 21 ini dan akan diberikan dengan metode sebagai berikut:
A. KULIAH PAKAR
Aktifitas ini adalah kebutuhan yang mendasar. Blok bertanggung jawab untuk mengatur dan merancang konsultasi pakar dengan menghubungi pakarnya secara langsung. Kuliah diberikan oleh pakar, yang bertujuan untuk memberikan pedoman kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik.
B. TUTORIAL
Tutorial dalam blok ini akan membahas 4 skenario, kontens dalam setiap skenario akan mengacu pada masing-masing pilar pendidikan kedokteran keluarga (pilar A, B, C dan D). Setiap skenario akan dibahas dalam tiga kali tutorial dan pada tutorial ketiga akan diadakan diskusi pleno. Selama tutorial, Blok perlu meyakinkan bahwa mahasiswa telah membawa sumber pembelajaran yang relevan sebagai rujukan dalam tutorial. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, metode tujuh langkah akan digunakan dalam diskusi kelompok. Biasanya, diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1 – 5 dan langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang skenario yang sama.
Tujuh langkah terdiri dari :
1. Klarifikasi terminologi dan konsep
2. Identifikasi masalah
3. Analisa masalah
4. Buatlah suatu pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan pada langkah 3
5. Formulasikan tujuan pembelajaran
6. Kumpulkan informasi tambahan diluar diskusi kelompok
7. Sintesis dan uji informasi yang diperoleh
C. SKILLS LAB/PRAKTIKUM
Skill lab/Praktikum pada blok ini dilaksanakan dengan topik-topik sebagai berikut:
1. Pemberian Obat Rasional (POR)
2. Peresepan dan Sediaan Obat dalam Praktek Dokter Keluarga I
3. Peresepan dan Sediaan Obat dalam Praktek Dokter Keluarga II
4. Konseling
5. Tatacara Rujukan dan Konsultasi
6. Penulisan Rekam Medik I
7. Penulisan Rekam Medik II
8. Menghitung Kapitasi Pada Praktek/Klinik Dokter Keluarga
9. Menghitung/Menganalisis Biaya Praktek/Klinik Dokter Keluarga
10. Menghitung Kapitasi Pada Pelayanan Dokter/Klinik Dokter Keluarga
11. Kewirausahaan Klinik Dokter Keluarga I
12. Analisa Data dan aplikasi Komputer SPSS 1
13. Analisa Data dan aplikasi Komputer SPSS 2
14. Analisa Data dan aplikasi Komputer SPSS 3
15. Penjelasan Home Visit dan Laporannya
16. Home Visit 1
17. Home Visit 2
18. Presentasi Home Visit
Ket: Home Visit akan dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Putri Ayu dan Puskesmas Simpang IV Sipin dengan fasilitator masing masing 3 orang tiap Puskesmas
VI. EVALUASI BLOK
Adapun ketentuan yang digunakan dalam penilaian/evaluasi blok ini adalah :
1. Nilai pembelajaran blok adalah nilai akhir blok yang diperoleh mahasiswa
berdasarkan penilaian formatif dan sumatif.
2. Nilai akhir blok berupa grading (A-E dengan bobot 4-0)
3. Konversi skor, huruf, angka, bobot setara SKS
Skor* | Huruf | Bobot |
80 – 100 | A | 4.00 |
74 – 79 | B+ | 3.50 |
68 – 73 | B | 3.00 |
62 – 67 | C+ | 2.50 |
56 – 61 | C | 2.00 |
45 – 55 | D | 1.00 |
< 45 | E | 0 |
* Pembulatan: < 0,5 pembulatan ke bawah
Komponen penilaian pada Blok 21 adalah sebagai berikut :
· Nilai Proses(25%)
- Logbook (prasarat mengikuti ujian)
- Checklist tutorial 10 %
- Checklist skill lab/Prakt. 10 %
- REFERAD/assignment 5 %
· Nilai Knowledge (75%)
- MCQ 35 %
- SOCA 20 %
- OSCE /OSPE 20 %
VII. RENCANA SKENARIO TUTORIAL
Skenario 1
“Dr. Lulu mendatangi Kabupaten Mendalo dengan maksud mengabdi sebagai dokter keluarga di sana. Pihak kabupaten maupun puskesmas menerima dengan sangat baik namun meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum. Dr. Lulu lalu menjelaskan prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, perkembangannya dari awal dan keadaannya sekarang, serta apa peran dokter keluarga itu sendiri. Tidak lupa juga dr. Lulu menjelaskan bahwa dalam konsep kedokteran keluarga, bukan hanya individu yang sakit yang dapat dianggap sebagai satu unit pelayanan kesehatan, tetapi keluarganya juga.”
Materi yang dibahas untuk tutorial dengan skenario ini mencakup materi Paket A dari Kurikulum Family Medicine.
Skenario 2
Dr. Mona berencana ingin membuka sebuah praktek dokter keluarga. Dia masih mempertimbangkan apakah praktek tersebut dapat dijalankannya sendiri atau berkelompok sebagai Klinik Dokter Keluarga. Dr. Mona berpikir bahwa tentu ada banyak hal yang mesti disiapkan; tentunya praktek ataupun klinik tersebut perlu rancangan dan pengelolaan yang baik. Kemudian pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di sana akan berbeda dengan klinik dokter umum lain yang bukan dijalankan oleh seorang Dokter Keluarga. Dr. Mona berencana berdiskusi dengan rekan-rekan sejawatnya mengenai pendirian klinik tersebut, terutama mengenai bagaimana pembiayaan dan sistem manajemennya, dan yang lebih penting lagi bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut.
Materi yang dibahas untuk tutorial dengan skenario ini mencakup materi Paket B dari Kurikulum Family Medicine.
Skenario 3
Dr. Gadis sudah dua tahun menjalankan sebuah praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. Selama di sana dr. Gadis senantiasa berusaha memperbaiki keterampilan medis klinis dan klinis tindakan/bedah dalam prakteknya. Sudah ada beberapa pasien yang perawatannya dikonsulkan ke RSUD Kabupaten maupun RSUD Raden Mattaher dan dirujuk ke sana untuk penanganan lebih lanjut. Pasien yang datang juga tidak hanya untuk mencari kesembuhan tetapi sering hanya untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan. Dr. Gadis memiliki reputasi yang baik di kabupatennya karena mampu berkomunikasi dengan baik dengan pasiennya, mengetahui cara memberikan konseling mengenai masalah kesehatan yang umum terjadi di sana, mampu cara menganalisis situasinya pasien dan keluarganya dan pendekatan untuk memecahkan masalah. Apabila diperlukan dan juga dituntut oleh kondisi, dr. Gadis juga beberapa kali mengadakan kunjungan rumah.
Materi yang dibahas untuk tutorial dengan skenario ini mencakup materi Paket C dari Kurikulum Family Medicine.
Skenario 4
Dr. Guntur dikunjungi banyak pasien hari ini. Sejak dia mendirikan klinik dokter keluarga di daerahnya, masyarakat yang datang berobat sudah mulai makin beragam. Dalam sehari, dr. Guntur dapat bertemu pasien dari segala golongan usia, mulai dari bayi, anak-anak sampai remaja sakit, ibu-ibu hamil atau menyusui, laki-laki dan perempuan dewasa pada usia produktif yang aktif bekerja, dewasa paruh baya yang kontrol penyakit yang sudah pernah didagnosis terlebih dahulu, sampai lansia dengan berbagai keluhannya. Dr. Guntur menyadari bahwa untuk menangani semua kasusnya secara efektif dia harus terlebih dahulu memahami keluhan yang paling umum terjadi pada tiap golongan usia dan bagaimana pendekatannya. Beberapa panduan yang sudah diterbitkan secara nasional seperti MTBS juga dipelajarinya. Dengan demikian dr. Guntur berharap penanganan pasiennya maksimal karena karakteristik pasien setiap daerah pasti berbeda dengan daerah lain.
Materi yang dibahas untuk tutorial dengan skenario ini mencakup materi Paket D dari Kurikulum Family Medicine.
VIII. REFERENSI
Referensi pada blok 21 Kedokteran Keluarga adalah:
1. A Primer on Family Medicine Practice, Goh Lee Gan, Azrul Azwar and Sugito Wonodirekso, Singapore, Juni 2004 (referensi utama)
2. Textbook of Family Medicine, Ian R. McWhinney, Thomas Freeman, Oxford University, 2009 (PDF File)
3. Ilmu Kedokteran Keluarga Suatu Pengantar, Diktat bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja 2011
4. Asuransi Kesehatan dan Managed Care, Diktat bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja 2011
5. Referensi lain yang dianjurkan dosen pengampu
IX. TATA TERTIB UMUM MAHASISWA MELAKSANAKAN HOME VISIT
1. Mahasiswa harus berpenampilan rapi dan sopan.
a. Rambut tidak boleh panjang/gondrong untuk laki-laki.
b. Memakai kemeja baik untuk mahasiswa laki-laki dan perempuan.
c. Tidak memakai kaos T-Shirt maupun kaos berkerah.
d. Tidak memakai baju yang tipis atau tembus pandang.
e. Memakai celana panjang untuk mahasiswa laki-laki.
f. Tidak menggunakan celana jeans atau celana ketat.
g. Menggunakan rok yang batas bawahnya di bawah lutut atau celana panjang bahan untuk mahasiswa wanita
h. Tidak memakai perhiasan atau make up yang berlebihan
i. Tidak memakai sandal, sepatu sandal, atau sepatu kets.
2. Mahasiswa harus memakai jas PSPD Unja, rapi, bersih dan sesuai ketentuan.
3. Menggunakan name tag atau kartu identitas diri yang resmi selama berada di lingkungan rumah sakit/ puskesmas.
4. Berperilaku sopan dan bertutur kata yang baik terhadap pasien, staf puskesmas, karyawan, serta pembimbing lapangan.
5. Tidak merokok dalam lingkungan pendidikan, rumah sakit dan puskesmas.
6. Tidak mengkonsumsi minum-minuman keras dalam lingkungan pendidikan, rumah sakit dan puskesmas
7. Tidak menggunakan obat-obatan yang terlarang.
8. Memahami dan melaksanakan semua ketentuan yang tertulis dalam janji kepaniteraan.
9. Mematuhi setiap ketentuan yang berlaku di lingkungan pendidikan.
X. DAFTAR NAMA TIM TUTOR BLOK 21 TAHUN AKADEMIK 2010/2011
Skenario 1 | Skenario 2 | Skenario 3 | Skenario 4 |
Fasilitator Tutorial | Fasilitator Tutorial | Fasilitator Tutorial | Fasilitator Tutorial |
dr. Maria | dr. Maria | dr. Maria | dr. Maria |
dr. Fadli | dr. Fadli | dr. Fadli | dr. Fadli |
dr. Miftahurrahmah | dr. Miftahurrahmah | dr. Miftahurrahmah | dr. Miftahurrahmah |
dr. Charles, SpOT (K). M. Pd | dr. Charles, SpOT (K). M. Pd | dr. Charles, SpOT (K). M. Pd | dr. Charles, SpOT (K). M. Pd |
dr. Humaryanto, SpOT M. Kes. | dr. Humaryanto, SpOT M. Kes. | dr. Humaryanto, SpOT M. Kes. | dr. Humaryanto, SpOT M. Kes. |
dr. Budi J., SpOT M. Kes. | dr. Budi J., SpOT M. Kes. | dr. Budi J., SpOT M. Kes. | dr. Budi J., SpOT M. Kes. |
Dosen Pakar | Dosen Pakar | Dosen Pakar | Dosen Pakar |
Dr. FX. Suharto | dr. Armaidi Darmawan, M.Epid | Dr. Aywar Zamri, Sp.PD | Dr. Azwar Djauhari, MSc |
Nama Fasilitator disusun oleh UPK Bagian Sumber Daya Manusia.