Minggu, 22 Agustus 2010

Pengantar Epidemiologi

Pengantar Epidemiologi

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Epidemiologi dapat di ibaratkan seperti sebuah embrio diantara ilmu-ilmu pengetahuan. Setelah Perang Dunia Kedua , Amerika Serikat mulai banyak melakukan penelitian epidemiologik yang mencakup masalah kesehatan secara besar-besaran. Dan dapat dilihat beberapa diantara penelitian-penelitian yang telah dilakukan, sangat mempengaruhi jauhnya jangkauan kesehatan masyarakat masa kini.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk dapat meningkatkan derajat kesejahteraan hidup masyarakat, perlu diselenggarakan antara lain pelayanan kesehatan (health services) yang sebaik-baiknya. Dimana yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan disini adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok serta masyarakat.
Jika pelayanan kesehatan dikelola melalui suatu organisasi, ditujukan terutama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan sasarannya terutama ditujukan kepada masyarakat , maka pelayanan kesehatan yang seperti ini disebut dengan nama pelayanan Kesehatan Masyarakat (public health services).
Mengingat pentingnya epidemiologi dalam pelayanan kesehatan dan bahkan juga dalam penelitian dan pengembangan ilmu serta teknologi kesehatan, maka amat diharapkan kiranya setiap petugas kesehatan dapat mempelajari serta memahami epidemiologi tersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen, juga agar dapat dimanfaatkan, dipelajari, dan dipahami oleh pembaca dengan sebaik-baiknya, dan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

2. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui ilmu tentang pengantar epidemiologi.
2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui tentang perkembangan epidemiologi.
b. Dapat mengetahui pengertian epidemiologi.
c. Dapat mengetahui penelitian epidemiologi
d. Dapat mengetahui sejarah perkembangan epidemiologi.
e. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi.

3. Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui, menerapkan, dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam memperoleh pengetahuan tentang epidemiologi dan keterampilan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat, dan dapat bekerjasama dalam berbagai bidang profesi, baik sesama mahasiswa maupun instansi terkait baik lintas program, maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi masalah kesehatan.

BAB II
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

1. Defenisi Epidemiologi.
Dilihat dari berbagai defenisi epidemiologi yang telah dibuat oleh para ahli, maka dapat diketahui bahwa asal kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada masyarakat. (Epi = pada atau tentang, Demos = penduduk, Logos = ilmu). Dan saat ini epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada kelompok manusia srta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kita juga dapat mengetahui defenisi lama tentang epidemiologi yang mengatakan bahwa epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu penularan penyakit didalam suatu kelompok penduduk masyarakat.
Dengan adanya masalah pada penduduk seperti : adanya penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit deganerasi, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalulintas, bencana alam, peledakan penduduk dan sebagainya. Maka Omran (ahli epidemiologi : 1974) membuat defenisi tentang epidemiologi sebagai suatu studi mengenai terjadinya dan distribusi keadaan, kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk, begitu juga “determinan”nya akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
Menurut Mac Mahon dan Pugh, epidemiologi dapat didefenisiskan sebagaicabang ilumu yang emmpelajari penyearan penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia..
Untuk mempelajari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penyebaran penyakit dapat digunakan dengan kegiatan epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik. Untuk melakukan kegiatan epidemiologi sesuai dengan pendapat para ahli diatas, maka dapat dilihat alur jangkauan dan kegiatan epidemiologi dibawah ini :
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan kegunaan-kegunaan kita mempelajari apidemiologi tersebut adalah :
a. Memperoleh pengertian mengenai cara timbulnya penyakit trauma.
b. Memperoleh pengertian mengenai riwayat alamiah penyakit.
c. Memperoleh pengertian mengenai penyebaran penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni :
3.1 Frekwensi masalah kesehatan.
Frekwensi yang dimaksud disini menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia.
3.1 Penyebaran masalah kesehatan.
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini adalah menunjukkan kepada pengelompokkan masalah keehatan menurut suatu keadaan tertentu. Dimana dalam epidemiologi keadaan tertentu yang dimaksud dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri : manusia (man), tempat (place), dan menurut waktu (time).
3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekwensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
2. Sejarah Perkembangan Epidemiologi.
Tokoh-tokoh di bidang kedokteran dan epidemiologi telah mengkaji penyakit dan cara penyebaran epidemi dalam kelompok manusia sejak awal dilakukannya pencatatan. Penelitian kecil harus dilakukan untuk memberikan kontribusi besar yang akan tercapai kemudian. Banyak keterkaitan antara kejadian yang harus ditemukan untuk mencari penyebab suatu penyakit. Kejadian tersebut tidak selalu muncul dalam urutan yang kronologis dan jelas, atau terjadi di negara yang sama, atau bahkan pada benua yang sama. Potongan temuan atau kegiatan dapat muncul kapan saja dan dibelahan dunia mana saja. Perkembangan sejarah epidemiologi ini dapat dibedakan atas emat tahap, yaitu :
2.1 Tahap pengamatan .
Cara awal untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi). Dari hasil pengamatan tersebut Hippocrates (ahli epidemiologi pertama/460-377SM) lebih kurang 2400 tahun yang lalu berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan. Pendapt ini dituliskannya dalam bukunya yang terkenal yakni : Udara, Air, dan Tempat.
Sekalipun Hippocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya tersebut, karena memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi dari apa yang dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini di pandang telah merupakan landasan perkembangan selanjutnya dari epidemiologi. Tahap perkembangan awal epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Penyakit dan Lingkungan”.
2.2 Tahap perhitungan.
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, dilakukan dengan bantuan ilmu hitung.
Ilmu hitung masuk ke epidemiologi adalah berkat jasa Jonh Graunt (1662) melakukan pencatatan dan perhitungan terhadap angka kematian yang terjadi di kota London. John Graunt tidak melanjutkan penelitiannya dalam epidemiologi, tetapi beralih kepada peristiwa-peristiwa kehidupan. John Graunt lebih dikenal dengan sebutan Bapak Statistik Kehidupan. Tahap kedua perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Menghitung dan Mengukur”.
2.3 Tahap pengkajian.
John graunt memang berhasil memberikan gambaran tetang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, tetapi belum untuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena ktidak puasan terhadap hasil yang diperoleh, maka dikembangkan teknik yang lain yang dikenal sebagai teknik pengkajian.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh William Farr (1839) yang melakukan pengkajian data. Dari pengkajian ini dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, seperti : adanya hubungan status pendidikan dengan tingkat sosial ekonomi penduduk.
Cara kerja yang sama juga dilakukan secara terpisah oleh John Snow (1849) yang menemukan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. John Snow menganalisa pada dua perusahaan air minum di London yakni Lambeth Company dan Southwark & Vauxhall Company.
Pekerjaan yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari data hasil percobaan. Karena pengkajian data alamiah inilah, maka tahap perkembangan epidemiologi pada waktu itu dikenal dengan nama “Tahap Eksperimental Alamiah”.
2.4 Tahap uji coba.
Cara kerja uji coba tidak sekedar mengkaji data alamiah saja, tetapi mengkaji data yang diperoleh dari suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan. Uji coba ini telah lama dikenal di kalangan kedokteran, misalnya yang dilakukan oleh Lind (1774) yang melakukan pengobatan kekurangan Vitamin C dengan pemberian jeruk. Atau yang dilakukan oleh Jenner (1796) yang melakukan uji coba vaksin cacar pada manusia.
Penggunaannya dalam epidemiologi memang baru menyusul, kemudian, yakni setelah dilakukan penyempurnaan terhadap metoda yang digunakan berupa menerapkan prinsip Double Blinf Controlled Trial serta pengembangan aspek etis dari penelitian dengan objek manusia seperti misalnya yang tercantum dalam Kode Etik Kedokteran, Deklarasi Helzinki, dan Deklarasi Hak Asasi Manusia.
Saat ini uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan di lapangan (intervention study). Tahap ini dikenal dengan “Tahap Studi Intervensi”.
3. Macam-Macam Epidemiologi.
3.1 Epidemiologi Deskriptif.
Epidemiologi deskriptif hanya mempelajari tetang frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi frekwensi, penyebaran atau munculnya masalah kesehatan tersebut.
Epidemiologi deskriptif ini menjawab pertanyaan siapa (who) dimana (where) dan apabila (when) dari timbulnya suatu masalah kesehatan, tetapi tidak menjawab pertanyaan kenapa (why) timbulnya masalah tersebut.
3.2 Epidemiologi Analitik.
Disebut epidemologi analitik apabila telah mencakup pencariaan jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Disini diupayakan tersedianya jawaban terhadap faktor- faktor penyebab yang dimaksud (why) untuk kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan.

4. Manfaat epidemiologi
    1 Membantu pekerjaan administrasi kesehatanDalam bidang administrasi kesehatan dapat membantu pekejaan dalam menyusun perencanaan (planning), untuk melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) dalan suatu upaya kesehatan.
    2 Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkahpenanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan dan ataupun yang bersifat pengobatan.
    3 Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit (natural hystory of disease).
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Dalam menerangkan perkambangan alamiah suatu penyakit dapat melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut kurun waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit,dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
      4.Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.
Keadaan yang dimaksud disini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan empat keadaan masalah kesehatan, antara lain :
a. Epidemi.
Epidemi adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekwensi yang meningkat.
a. Pandemi.
Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) frekwensi dalam waktu singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
a. Endemi.
Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit)frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
a. Sporadik.
Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah (penyakit) yang ada disuatu wilayah tetentu frekwensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
5. Konsep dasar timbulnya penyakit.
a. Pengertian Penyakit.
Ada banyak pengertian tentang penyakit antara lain :
1. Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh (Gold Medical Dictionary).
2. Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya (Van dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tall).
3. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh (Arrest Hof te Amsterdam).
Dari batasan yang seperti ini dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak lain adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak nrmal.
Dengan pengertian seperti ini, maka pengertian penyakit tidak sama dengan rasa sakit. Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif, sedangkan rasa sakit adalah keadaan yang bersifat subjektif. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit, sebaliknya tidak jarang ditemukan seseorang yangselalu mengeluh sakit tetapi tidak ditemukan penyakit apapun pada dirinya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit.
Pada tahun 1950, Gordon dan Le Richt menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni, Pejamu (Host), Bibit penyakit (Agent). Lingkungan (Environtment), yang sering disebut dengan ”Segitiga Epidemiologi”.
c. Perjalanan penyakit.
Dilihat dari proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan terhentinya penyakit tersebut yang dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (Natural History of Disease),terutama untuk penyakit infeksi, segera terlihat bahwa proses yang ditemukan secara umum dapat dibedakan atas lima tahap, antara lain :
1. Tahap pre-patogenesis.
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dan penyakit. Tetapi interaksi ini masih ada didalam tubuh, dalam arti bibir penyakit belum masuk dalam tubuh penjamu. Pada keadaan seperti ini penyakit belum ditemukan karena daya tabuh penjamu masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang masih berada dalam keadaan sehat.
1. Tahap inkubasi.
Disebut apabila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh penjamu, tetapi gejala penyakit belum tampak. Masa ingkubasi suatu penyakit berbeda bera, ada yang beberapa jam dan adapula yang bertahun-tahun.
1. Tahap penyakit dini.
Tahap ini dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit. Pada tahap ini penjamu telah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan bagi yang berobat tidak melakukaan pengobatan hanya dengan berobat jalan.
1. Tahap penyakit lanjut.
Penyakit makin bertambah hebat, berarti penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan, dan jika datang berobat. umumnya telah memerlukan perawatan.
1. Tahap akhir penyakit.
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir, berakhiran berjalannya penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan yakni:
a. sembuh sempurna
penyakit berakhir karna penjamu tumbuh dengan sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
a. sembuh dengan cacat
penyakit yang di derita berakhir dengan penderita menjadi sembuh. Kesembuhan tersebut tidak sempuna karna ditemukan cacat pada penjamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat disini tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental, cacat sosial.
a. karier
pada karier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri penjamu masih ditemukan bibit penyakit yang dapat mengakibatkan data tahan tubuh berkurang. Sehingga penyakit tumbuh kembali. Keadaan karier tidak hanya membahayakan penjamu tetapi juga membahayakan masyarakat sekitar karena dapat menjadi sumber penularan penyakit.
a. Kronis
Disini perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah ( tidak bertambah berat dan tidak pula bertambah ringan). Dan pada dasarnya penjamu tetap berada dalam keadaaan sakit.
a. meninggal dunia
terhentinya perjalanan penyakit bukan karena sembuh tetapi karena penjamu meninggal dunia.

Tidak ada komentar: