Rabu, 12 Januari 2011

ANTI BISA ULAR (POLIVALEN)


SERUM ANTI BISA ULAR (POLIVALEN)
Penanganan pertama :
1.Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir  bisa ular yang belum terabsorbsi
2.Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan kecuali bila gigitan ular baru terjadi beberapa menit sebelumnya
3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun
4.Lakukan imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun
5. Bila mungkin anggota yang digigit didinginkan es batu
6.Penderita dilarang bergerak dan bila diperlukan dapat diberikan analgetika
7.Awasi tanda vital
8.Rujuk segera ke RS terdekat

Penanganan lanjutan:
1. Berikan SABU bila dicurigai tergigit ular yang berbisa
Dosis:
Berikan 2 ampul @ 5ml dalam NaCL diberikan drip/ 6 jam dan apabila diperlukan dapat diteruskan setiap 24 jam sampai maksimum 80-100 ml
2. Berikan ATS, antibiotik dan kortikosteroid IV

NB : Tanda gigitan ular berbisa
1.Bentuk kepala segitiga
2. Dua gigi taring besar di rahang atas
3. Dua luka gigitan utama pada kulit

Untuk gigitan Rabies
Nama : Verorab® ( Vaccine Rabies murni )
Komposisi : Kotak vial 1 dosis dan cairan suntikan 0,5 ml
  • Serbuk kering vaksin rabies dengan daya lindung setara 2,5 IU yang telah dipanaskan selama 1 bulan pada suhu 37° C. (Strain virus rabies Westar rabies PM/WI 38 – 1503 –3M, yang dibiakkan pada kultur sel monyet Vero, diinaktifkan dengan ß-propiolactone.)
  • Maltose qs
  • Albumin qs
  • Pelarut: 0,5 ml cairan sodium 0,4%
Indikasi :
  • Imunisasi pencegahan rabies pra-pajanan (yang dianjurkan untuk di vaksinasi adalah group profesional berisiko tertular a.l.):
    • Dokter hewan dan mahasiswa kedokteran hewan;
    • Individu yang terlibat pada bagian bedah kedokteran hewan;
    • Pegawai laboratorium yang besar kemungkinan terkontaminasi virus rabies;
    • Masyarakat penyayang binatang, petani, pengemudi taksi, anak yang sering bermain dengan binatang;
  • Imunisasi pasca-pajanan (vaksinasi kuratif):
    • Pengobatan individu yang digigit/ dicakar oleh anjing atau binatang lain yang tersangka rabies atau tidak diketahui diagnosisnya.
Kontraindikasi:
  • Oleh karena infeksi rabies umumnya berakhir dengan kematian, maka tidak ada kontraindikasi terhadap vaksinasi kuratif.
  • Vaksinasi ulangan pada subyek yang berisikotinggi terhadap kontaminasi, vaksinasi harus ditunda jika dijumpai demam yang meningkat dan pada kehamilan. Pada seluruh kasus pertimbangan risiko dan manfaat harus selalu dilakukan.
Peringatan:
  • Hati-hati bila digunakan pada subyek yang diketahui mempunyai riwayat alergi terhadap streptomisin dan/atau neomisin. (vaksin mengandung bahan tersebut.)
  • Jika terkontaminasi serius, maka sesuai anjuran WHO, harus diberikan 20 IU/kgBB serum rabies dari manusia, atau 40 IU / kg BB serum rabies dari binatang, yang diberikan pada hari pertama (H0) vaksinasi.
Interaksi obat:
  • Pemakaian kortikosteroid dan imunosupresi dapat menyebabkan kegagalan vaksinasi rabies.
Reaksi samping:
  • Jarang terjadi: reaksi lokal, seperti kemerahan, sedikit bengkak pada bekas suntikan; reaksi demam.
Dosis:
  • Sebelum terpajan:
    • Standar: suntikan @ 0,5 ml pada H0 (Hari 0), H28 dan penguat (booster) I pada H360, penguat II setelah 3 tahun.
    • Anjuran WHO: suntikan @ 0,5ml pada H0, H7, H28, penguat (booster) pada 1 tahun kemudian dan penguat ke-2 setelah 3 tahun
  • Sesudah terpajan.
    • Standar: suntikan @ 0,5 ml pada H0, H3, H7, H14, dan H30. Penguat (booster) pada H90.
    • Jadual WHO- 2.1.1 (Zagreb), suntikan @0,5 ml pada H0 (2 suntikan), H7 (1 suntikan), dan H21 (1 suntikan).1
Cara pemberian :
  • Penyuntikan secara intramuskular.
  • Bubuk kering vaksin dilarutkan dalam pelarut hingga homogen, sampai tidak terlihat partikel dalam larutan.
  • Vaksin yang telah dicampur harus segera dipakai.
Penyimpanan:
  • Disimpan pada suhu antara 2 – 8 °C
Tindakan pencegahan/
pengobatan rabies pada kasus gigitan hewan

(Berdasarkan rekomendasi WHO tentang Penanganan Pasca-eksposur Rabies, WHO/EMC/ZOO.96.6)
Cucilah luka, dengan segera
Cuci dan bilas luka kuat-kuat dengan sabun dan air, deterjen atau air saja. Oleskan etanol (70%) atau tinktura yodium.

Tetapkan kategori luka dan terapkan pengobatan yang direkomendasikan
Kategori I: (menyentuh atau memberi makan hewan, jilatan pada kulit utuh)

Tidak perlu tindakan, bila riwayat kejadian dapat dipastikan.

Kategori II: (gigitan main-main oleh hewan pada kulit yang tak terlindung, goresan atau abrasi ringan tanpa perdarahan; jilatan pada kulit yang tidak utuh.)

Berikan vaksin dengan segera (untuk vaksin dari biakan sel, atau vaksin dari embrio itik yang dimurnikan, dengan potensi sekurang-kurangnya 2,5 IU tiap dosis):
Jadwal standar WHO intramuskular (IM):
Pasien belum pernah diimunisasi : H0 - H3 - H7 - H28
Pasien pernah diimunisasi : H0 - H3

Cara pemberian: satu suntikan intramuskular di daerah deltoid, atau daerah anterolateral paha pada anak kecil.
Perhatian: Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin di daerah gluteal!

Dosis: 0,5 ml atau 1 ml tergantung jenis vaksin.
Kategori III: (satu atau lebih gigitan atau cakaran menembus kulit; kontaminasi selaput lendir dengan air liur hewan (misalnya: jilatan))
Berikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dengan segera + Imunoglobulin(Serum) Anti Rabies (SAR) pada saat bersamaan.
Pemberian SAR: Pemberian vaksin & imunoglobulin secara bersamaan dipandang sebagai pengobatan sistemik spesifik terbaik bagi pencegahan rabies pasca-pajanan pada manusia.

Tidak ada komentar: