Rabu, 12 Januari 2011

Contoh wawancara informal

Wawancara Informal
Responden adalah salah satu pasien yang baru pulang berobat ke Klinik 24 Jam Karya Bakti Pisangan Baru, Jakarta Timur.

Tujuan Wawancara:
Untuk mengetahui Perilaku dan pengetahuan responden terhadap pencarian tempat pelayanan kesehatan.

Nama responden :  Ny. Uli
Umur           :  44 tahun
Pendidikan     :  SMA (tamat)
Pekerjaan      : Pedagang Buah di pasar Jangkrik Kayu Manis.

Hasil wawancara:

Saya dari Fakultas Kesehatan Masarakat UI, dan ingin mengetahui sikap dan pengetahuan ibu terhadap pencarian tempat pelayanan kesehatan, apakah ibu tidak berkeberatan saya wawancarai sebentar ?.
----------- Tidak ( Kelihatan responden tidak keberatan diwawancarai sambil mempersilahkan pewawancara masuk kerumahnya dan di suguhkan segelas air teh )
Ibu dapat menjawab pertanyaan saya dengan bebas menurut apa yang ibu tahu atau yang ibu lakukan, karena hasil wawancara ini akan saya pelajari sendiri dan tidak akan disebarluaskan.
(Pada saat wawancara berlangsung di rumah responden ada anaknya yang berumur 6 tahun dan 13 tahun)
Apakah ibu pernah sakit ?
---------- Ini saya baru pulang dari klinik , karena sakit demam pilek.
Bila ibu sakit kemana biasanya ibu pergi berobat ?
---------- Saya biasanya lansung saja ke Klinik Karaya bakti (Klinik Dokter 24 Jam).
Kenapa ke situ ?
---------- Dekat sih, dan lagi cepat
Bagaimana dengan anak atau anggota keluarga ibu yang lain bila sakit biasanya berobat kemana?
---------- Ke kilinik juga
Apakah ibu pernah berobat ke Puskesmas di Kayu Manis ?
---------- Pernah juga, tapi saya lebih sering ke klinik
Kenapa ibu tidak berobat saja ke Puskesmas setiap kali ibu  atau anggota keluarga ibu sakit ?
---------- Kalau saya sakitnya pagi pernah juga ke Puskesmas, tapi saya sering berobat tidak pagi, Puskesmas sudah tutup jam 12, jam berapapun saya datang dokternya selalu ada makanya saya lebih suka ke klinik, di klinik buku catatan penyakit saya sudah banyak, lagian klinik lebih dekat jalan kaki saja sebentar tidak perlu naik oplet seperti ke Puskesmas.
Waktu ibu berobat ke Puskesmas apakah penyakit ibu sembuh ?
--------- Sembuh juga, sayakan kalau sakit biasanya  radang tenggorokan
Mana yang lebih cepat ibu mendapatkan pelayanan di Puskesmas dibamding dengan di Klinik ?
--------- Lebih cepat di klinik, kita datang langsung di tanyakan petugas dan dicarikan bukunya ( Status ) dan langsung masuk ke ruang dokter . Setelah diperiksa langsung di kasih obat, paling 15 menit selesai.
Di Puskesmas bagaimana ?
--------- Di Puskesmas antri dulu, lama sih obatnya sedikit lagi, paling 2 hari.
Apakah ibu tidak merasa mahal kalau berobat ke klinik ?
--------- Tidak juga , obatnya kan lebih bagus  obat paten dan lebih banyak.
Apa yang ibu ketahui tentang jenis-jenis tempat-tempat pelayanan kesehatan ?
--------- Ya, banyak; ada klinik, ada puskesmas, rumah sakit, apa lagi ya ? ( jawaban responden ter putus sambil ia tersenyum )
Sepengetahuan ibu tempat mana yang lebih baik dari tempat-tempat tadi ?
---------  Ngak tahu deh, tapi kayaknya tergantung pegawainya. Kalau puskesmas di kampung saya bagus. Pegawainya ramah dan juga banyak yang kenal dengan saya. Permisi saya kebelakang sebentar. ( Rupanya responden membawa kue kecil yang baru dibeli anaknya diwrung) Dan mempersilakan pewawancara menyicipi.
Kalau di sisni (Jakarta )sepengetahuan ibu mana yang lebih bagus berobat ke Puskesmas atau ke Klinik ?
--------- Nggak tahu ya, tapi kayaknya lebih bagus ke klinik yang memeriksa saya dokter.
Kalau di Puskesmas yang memeriksa siapa ?
--------- Saya kurang tahu dokter atau mantri bajunya sama saja kok
Di Klinik biasanya dokter berganti terus, jadi ibu tidak berobat ke dokter yang sama, apakah ibu tidak takut obatnya ganti-ganti juga ?
---------- Tidak, kan catatannya ada
Pernahkah ibu berobat ke Rumah Sakit Pemerintah ?
---------- Pernah
Kapan ?
--------- Waktu itu saya demam sudah 4 hari berobat ke Klinik Karya Bahakti, terus kata dokter saya gejala tipus terus di buatkan surat pengantar ke Cipto. Di Cipto saya dirawat diperiksa darah.
Berapa lama ibu dirawat ?
--------- Empat hari.
Bagaimana menurut ibu pelayanan di Cipto ?
-------- Pelayanan diperiksanya bagus, cuma nunggunya itu yang lama sekali. Waktu mau periksa pertama nunggunya ada 2 jam baru di panggil.
Setelah di rawat empat hari apakah ibu mersa sembuh ?
-------- Sembuh, tapi bayarnya lebih mahal dari di klinik, karcisnya saja Rp.15.000 belum obatnya dan rawatnya.
Nanti kalau seandainya ibu sakit apakah ibu mau langsung berobat ke Cipto ?
-------- Tidak, saya ke Klinik dulu. Ya kalau di kirim dokter klinik apa boleh buat, berarti penyakit saya berat, ya harus ke Cipto.
Menurut ibu penyakit-penyakit apa saja yang harus berobat ke Puskesmas atau ke Klinik ?
--------- Kalau saya biasanya bila saya sakit saya beli obat di warung. Bila 2 hari tidak sembuh baru saya ke klinik.
Maksud saya, penyakit-penyakit apa saja yang harus dibawa ke klinik atau puskesmas.
--------  Oh, begitu. (Sambil merenung sebentar). Step, demam yang sudah lebih dari 2 hari atau sakit yang tidak mempan dengan obat warung.


1.Kebaiakan wawancara ini.
a.   Responden cukup respect dengan pewawancara dan juga tidak ada orang ketiga yang mengganggu jalanya wawancara sehingga hasil jawaban responden memang murni sikap dan pengetahuan responden.
b.   Responden dapat memberikan jawaban dengan tidak merasa cemas karena dia sudah tahu pewawancara dari institusi pendidikan yang tidak terkait dengan hal-hal sosial kehidupanya dan lagi pula pewawancara serius mendengarkan jawaban-jawaban yang diberikan responden.
c.   Dengan kondidi yang sangat kondusif ini pewawancara mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan dari responden. Dan pewawancara dapat menggunakan seni bertanya dan memdengarkan dengan baik.
d.   Pewawancara dapat menggali infomasi dari responden lebih dalam lagi kalau diinginkan.
e.   Dengan metode wawancara informal akan lebih mudah menggali pertanyaan tentang perilaku ataupun pengetahuan.

2. Kekurangan wawancara informal ini:
a.    Pewawancara terkadang lari dari pokok pembicaraan karena terbawa oleh jawaban-jawaban yang diberikan responden dan sulit untuk menysusn pertanyaan yan dikehendaki pewawancra.
b.    Ada jawaban tidak tahu dari responden, tapi kemudian responden menjawab juga seakan akan responden tidak ingin diketahui pikirannya yang sesungguhnya.
c.    Bila saja ada orang ketiga maka jawaban responden akan terpengaruhi atau orang ketiga juga ikut memberikan jawaban dan mungkin faktor malu juga akan terlihat.
d.    Analilis akan lebih sukar dilakukan dibanding dengan wawancara formal yang bersifat kwantitatif bila jumlah responden banyak.

3. Hasil wawancara.
Dari hasil wawancara tentang sikap dan pengetahuan responden ini yang berpendidikan SMA, terlihat bahwa pengetahuannya tentang pencarian pengobatan yang tepat sudah cukup bagus dimana setiap kali ia sakit ia selalu meminta pertolongan pengobatan pada tenaga Medis ( Dokter ) yang ahli tentang penyakit. Dan mau menuruti anjuran dokter untuk di rawat di rumah sakit walaupun dia menganggap berobat kerumah sakit mahal. Dengan arti kata kesehatan lebih berharga baginya.

Tentang perilakunya yang lebih suka berobat atau meminta pelayanan pengobatan ke Klinik dokter swasta di banding dengan ke tempat pelayanan kesehatan pemerintah adalah dengan alasan lebih cepat dan lebih dekat dengan tempat tinggalnya

4. Saran.
1. Sebaiknya sebelum turun kelapangan di buat dulu garis besar atau pokok-pokok wawancara.
2. Tata urutan pertanyaan  sebaiknya dari yang bersifat umum ke yang lebih khusus
3. Agar lebih ditegaskan mana yang pertanyaan yang bersifat perilaku dan mana pertanyaan yang bersifat pengetahuan.



Tidak ada komentar: