Dasar-dasar Epidemiologi
Pengertian
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Epi (Epos) = di atas / terhadap, Demo (Demos) = Masyarakat dan Logi (Logos) = Ilmu Pengetahuan.
Beberapa Pengertian Epidemiologi :
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Epi (Epos) = di atas / terhadap, Demo (Demos) = Masyarakat dan Logi (Logos) = Ilmu Pengetahuan.
Beberapa Pengertian Epidemiologi :
- Epidemiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala faktor yang berhubungan dengan kejadian di masyarakat seperti timbulnya, penyebarannya dan akibat disebabkan oleh penyakit menular tertentu.
- Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisa sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah / gangguan kesehatan guna pencegahan dan penanggulangannya.
- Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang DISTRIBUSI (penyebaran) dan DETERMINANT (faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan menanggulangi masalah kesehatan.
Sejarah Perkembangan Epidemiologi
Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular. Walaupun pada masa itu sumber dan penyebabnya dianggap berasal dari kekuatan gaib dan roh jahat. Kira-kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk melawan penyakit variola, sedangkan orang India selain menggunakan variolasi juga mengenal penyakit pes erat hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.
Sebenarnya epidemiologi sebagai sains, yang didasarkan pada pengamatan terhadap fenomena penyakit dalam masyarakat, oleh mereka yang diyakini bahwa keadaan tersebut merupakan fenomena yang terjadi secara teratur (ordered phenomena) dan bukan sebagai suatu kejadian yang berkaitan dengan kekuatan gaib, telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno seperti halnya dengan berbagai ilmu pengetahuan lain yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dewasa ini.
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke 5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs, Waters, and Places, di mana beliau telah mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang pertama.
Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu) sangat dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yakni :
- Faktor atmosfir (the atmospheric factor)
- Faktor internal (internal faktor) , dan
- Faktor predisposisi (predispsosing or procatartic factor)
Apa yang dikemukakan Galen tidak banyak mengalami perubahan selanjutnya dan merupakan dasar pengembangan epidemiologi.
Pada abat ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit pes dan cacar (variola) yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama karena adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Francastorius (1483-1553) serta Sydenham (1624-1687) yang secara luas telah mengemukakan tentang “teori kontak” dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
Konsep tentang sifat kontagius dan penularan penyakit dalam masyarakat telah disadari dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke –17, teori tentang Germ dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai dikembangkan. Dalam hal ini Sydenham dianggap sebagai pionir epidemiologi walaupun sebagian teorinya tidak lagi dapat diterima. Pada saat yang sama John Graunt telah mengembangkan teori statistik vital yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian atar jenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun perbedaan berbagai musim tertentu. Selain Graunt mengembangkan statistik vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum Matematika. Dia mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya serta berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan (an ordely phenomenon) yang dewasa ini dianggap mengikuti hukum kurva normal.
Jakop Henle pada tahun 1840 mengemukakan terorinya tentang sifat epidemiologi dan endemi yang sangat erat hubungan dengan fenomena biologis. Dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah organisme yang hidup (living organism). Pendapat ini pada waktu yang sama telah mendorong berbagai ilmuwan terkemuka mikro-organisme penyebab penyakit tertentu.
Sejak didapatkannya mikro-organisme sebagai penyebab penyakit, para ahli segera mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Kemudian dikembangkan usaha pencegahan penyakit melalui vaksinasi.
Frekuensi Masalah Kesehatan
Yang dimaksud dengan masalah adalah terjadinya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Semua orang berkeinginan atau mempunyai harapan untuk sehat, namun kenyataannya banyak orang yang telah berusaha agar tetap sehat akan tetapi sakit juga. Dengan sakitnya seseorang merupakan masalah kesehatan yang merupakan hak asasi semua manusia yang perlu penanganan secara serius.
Jadi ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan menurut Flether adalah sebagai berikut :
Pada abat ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit pes dan cacar (variola) yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama karena adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Francastorius (1483-1553) serta Sydenham (1624-1687) yang secara luas telah mengemukakan tentang “teori kontak” dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
Konsep tentang sifat kontagius dan penularan penyakit dalam masyarakat telah disadari dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke –17, teori tentang Germ dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai dikembangkan. Dalam hal ini Sydenham dianggap sebagai pionir epidemiologi walaupun sebagian teorinya tidak lagi dapat diterima. Pada saat yang sama John Graunt telah mengembangkan teori statistik vital yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian atar jenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun perbedaan berbagai musim tertentu. Selain Graunt mengembangkan statistik vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum Matematika. Dia mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya serta berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan (an ordely phenomenon) yang dewasa ini dianggap mengikuti hukum kurva normal.
Jakop Henle pada tahun 1840 mengemukakan terorinya tentang sifat epidemiologi dan endemi yang sangat erat hubungan dengan fenomena biologis. Dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah organisme yang hidup (living organism). Pendapat ini pada waktu yang sama telah mendorong berbagai ilmuwan terkemuka mikro-organisme penyebab penyakit tertentu.
Sejak didapatkannya mikro-organisme sebagai penyebab penyakit, para ahli segera mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Kemudian dikembangkan usaha pencegahan penyakit melalui vaksinasi.
Frekuensi Masalah Kesehatan
Yang dimaksud dengan masalah adalah terjadinya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Semua orang berkeinginan atau mempunyai harapan untuk sehat, namun kenyataannya banyak orang yang telah berusaha agar tetap sehat akan tetapi sakit juga. Dengan sakitnya seseorang merupakan masalah kesehatan yang merupakan hak asasi semua manusia yang perlu penanganan secara serius.
Jadi ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan menurut Flether adalah sebagai berikut :
- Death (kematian)
- Disease (penyakit)
- Disability (kecacatan)
- Discomfort (kekurang-nyamanan)
- Dissatisfaction (kekurang-puasan)
- Destitution (kemelaratan).
Perhitungan frekuensi penyakit (masalah kesehatan) dimaksudkan untuk menilai keadaan penyakit pada suatu populasi tertentu. Dalam hal ini penggunaan nilai absolut sering menimbulkan kesalahan penilaian terutama bila membandingkan keadaan penyakit antara dua atau lebih kelompok penduduk atau atara dua waktu tertentu. Dalam penggunaan perhitungan frekuensi tersebut harus dimengerti penggunaan nilai rate, rasio, dan proporsi.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam pembahasan ukuran-ukuran dalam epidemiologi.
Kegunaan Epidemiologi
Sejalan dengan berkembangknya ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kedokteran, maka peranan dari pada epidemiologi semakin meluas, sehingga epidemiologi memegang peranan penting terutama dalam upaya pengembangan penelitian dengan menggunakan metode epidemiologi.
Adapun kegunaan epidemiologi adalah sebagai berikut :
- Mendeteksi tanda-tanda adanya perubahan kecenderungan dari suatu penyakit
- Mendeteksi adanya suatu Kejadian Luar Biasa (KLB)
- Memperkirakan besarnya suatu kesakitan atau kematian yang berhubungan dengan masalah yang sedang diamati.
- Merangsang penelitian yang bisa mengawali suatu tindakan penanggulangan atau pencegahan.
- Mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit.
- Memungkinkan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan.
- Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas kesehatan yang terlibat dalam sistem surveilans.
Peranan Epidemiologi Dalam Perencanaan Kesehatan Masyarakat
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
- Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan.
- Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
- Mengembangkan metodologi untuk menganalisa keadaan sautu penyakit dalam upaya mengatasi atau menanggulanginya.
- Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
Ruang Lingkup Epidemiologi
Adapun ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut :
Adapun ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut :
- Epidemiologi penyakit menular
- Epidemiologi penyakit tidak menular
- Epidemiologi klinik
- Epidemiologi kependudukan
- Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
- Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
- Epidemiologi kesehatan jiwa
- Epidemiologi gizi.
Pendekatan Epidemiologi
Ada 3 (tiga) pendekatan epidemiologi yaitu :
- Pendekatan Logis
- Pendekatan Progmatif
- Politis
Pendekatan Logis yaitu pendekatan epidemiologi dengan ilmiah sesuai dengan dasar teori melalui program-program dengan menggunakan indikator Morbiditas dan Mortalitas.
Pendekatan Progmatif yaitu sautu bentuk pendekatan epidemiologi yang berkeinginan bebas dari rasa sakit dan rasa tidak nyaman.
Pendekatan Politis yaitu pendekatan epidemiologi dengan pertimbangan pendapat-pendapat orang-orang penting dalam pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar