Minggu, 13 Juni 2010

Skenario 3

(EVIDENCE BASED MEDICINE) BLOK I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar di era sekarang membutuhkan pemikiran yang realistis dan rasional. Pembelajaran di dunia medis kini membutuhkan bukti-bukti yang relevan, update, dan accountable.
Pencarian bukti-bukti itu bukan hanya melalui buku dan majalah, tapi sudah melalui jaringan internet. Online data base website pada tahun 1998 diperkirakan sebesar 5 juta. Jumlah website di bidang kedokteran lebih dari 100 ribu, karena itu era sekarang disebut cyber medicine.(Wirjo, 2002)
Di awal 1990an diperkenalkanlah suatu paradigma baru kedokteran yang disebut sebagai evidence based medicine (EBM) atau kedokteran berbasis bukti. (Wirjo, 2002)
Melalui paradigma baru ini maka setiap pendekatan medik barulah dianggap accountable apabila didasarkan pada temuan-temuan terkini yang secara medik, ilmiah, dan metodologi dapat diterima. Perlahan tapi pasti, EBM telah menjadi jiwa dari ilmu kedokteran dan bagian dari implementasi pelayanan medik yang berbasis bukti.
Pada laporan blok I skenario 3 “Evidence Based Medicine”, akan diulas secara singkat mengenai Evidence Based Medicine, agar mahasiswa dapat memahami dan dapat mengaplikasikan dalam pembelajaran di dunia medis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Evidence Based Medicine?
2. Apa saja langkah-langkah dalam Evidence Based Medicine?
3. Apakah tujuan dari Evidence Based Medicine?
4. Apakah alasan penerapan Evidence Based Medicine?
5. Apa saja aspek-aspek dalam Evidence Based Medicine?
6. Mengapa publikasi ilmiah harus accountable? Bagaimana ciri-cirinya?
7. Apakah Boolean logic itu? Bagaimana mengaplikasikannya dalam pencarian sumber ilmiah? dan Bagaimana memilih full text?
C. Tujuan
Laporan ini ditulis sebagai hasil tutorial ketiga blok I “Evidence Based Medicine”, agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya:
1. Mampu memahami definisi, langkah-langkah, dan tujuan Evidence Based Medicine.
2. Mampu memahami aspek-aspek dalam Evidence Based Medicine.
3. Mampu memahami publikasi ilmiah yang accountable.
4. Mampu memahami Boolean logic dan menggunakannya dalam pencarian sumber ilmiah untuk memilih artikel yang full text.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan tutorial ketiga ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami definisi, langkah-langkah, dan tujuan Evidence Based Medicine.
2. Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek dalam Evidence Based Medicine
3. Mahasiswa mampu mengetahui publikasi ilmiah yang accountable dan mencarinya menggunakan boolean logic serta memilih artikel full text.


BAB II
STUDI PUSTAKA
1. Evidence Based Medicine
a. Definisi
o Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran berdasarkan bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada. (Harden et al, 1999)


Merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).( Sackett et al, 2000)
o Suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya. (Wirjo, 2002)
b. Langkah-langkah
1. Mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking answerable question).
2. Melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik.
3. Melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah.
4. Melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada pasien.
5. Melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek. (Guyatt, 2004)
c. Aspek-aspek
1. Aspek medik : Fungsinya untuk mengelola penderita.
2. Aspek ilmiah : Untuk mensurvey keluhan, kelainan fisik, dan terapinya.
3. Aspek personal : Hubungan dokter dengan penderita menjadi lebih baik, kualitas dan profesionalisme menjadi lebih baik.
4. Aspek sosial : Penerapan EBM secara luas akan meningkatkan kesadaran serta perhatian masyarakat kepada kesehatan. (Soeleman, 2008)
d. Tujuan
Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, dokter tidak khawatir terhadap tuntutan malpraktek, karena telah menjalankan tugas profesinya sesuai kaidah etika ilmu kedokteran yang berbasis ilmiah, valid, dan reliabel. (Pandhita, 2007).

e. Mengapa harus Evidence Based Medicine
1. Perlunya perubahan paradigma pengembangan pendidikan kedokteran dari berbasis opini ke arah berbasis bukti-bukti penelitian di bidang pendidikan kedokteran. (Zulharman, 2008)
2. Informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis, terapi dan pencegahan sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. (Dwiprahasto, 2008)
f. Syarat Publikasi ilmiah yang accountable
1. Publikasi ilmiah yang accountable sebuah penelitian dengan metode penelitian acak random yang layak.
2. Penelitian dengan desain metodologi yang baik tanpa randomisasi dan berasal lebih dari 1 sumber.
3. Berasal dari opini para ahli yang meliputi bukti klinis, penelitian deskriptif, dan laporan para ahli.
(Wirjo, 2002)
2. Boolean Logic
• Definisi:
1) Kamus Bahasa Inggris: logika boolean
n: sistem simbolis logika dibuat oleh George Boole; digunakan dalam komputer.
2) adj: kombinasi sistem dibuat oleh George Boole yang menggabungkan propositions dengan logis operator dan DAN dan ATAU JIKA KEMUDIAN dan KECUALI dan TIDAK.
3) Operasi logika matematika seperti AND, OR, NOT yang digunakan dalam pencarian sumber ilmiah di internet agar hasil yang ditemukan lebih spesifik. (Sopyan, 2005)


BAB III
PEMBAHASAN

Analisis Skenario
Dari skenario III “Evidence Based Medicine” telah didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Ani, seorang mahasiswi tingkat pertama sedang memfokuskan perhatiannya pada belajar berbasis bukti ilmiah, dosennya sering menyebutnya dengan evidence based medicine.
2. Ahmad, kakak kelasnya menjelaskan bahwa dalam evidence based medicine, sumber belajar kita harus berasal dari pelacakan publikasi ilmiah yang accountable.
3. Biasanya Ahmad mencari di internet dengan alamat www.pubmed.com atau www.proquest.com, dengan boolean logic dan memilih naskah full text nya secara gratis.

Berikut merupakan pembahasan skenario:
• Evidence Based Medicine adalah suatu tindakan yang berlandaskan alasan yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini tindakan medis, atau penanganan pasien oleh seorang dokter. EBM sendiri merupakan integrasi dari bukti penelitian, keahlian klinis dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
• Pada EBM terdapat langkah-langkah, yaitu: Menformulasi pertanyaan dari pasien,
o Mencari bukti, Mengkritisi bukti, Menerapkan pada pasien dan Mengevaluasinya.
• EBM mutlak dilakukan oleh dokter karena dengan ia melakukan tindakan medis dengan berlandaskan bukti yang valid maka kualitas dan profesionalisme dokter tersebut meningkat, tentunya berimplikasi pada meningkatnya kesehatan masyarakat pada umumnya.
• Bukti atau landasan ilmiah yang digunakan juga harus memenuhi syarat berikut ini:
Berasal dari penelitian yang metodologinya baik dan bukan berasal dari 1 sumber saja.
• Penelitian bukan merupakan penelitian lama, setidaknya 5-10 tahun terakhir. Karena perkembangan dunia medis sangatlah dinamis.
• o Relevan, reliable, dan objektif.
• Untuk menelusuri bukti di internet kita dapat menggunakan logika boolean yang fungsinya mempermudah pencarian kita pada situs-situs mesin pencari atau jurnal-jurnal ilmiah. Logika boolean ini contohnya AND, NOT, (), “ “. Contoh penggunaanya: flu AND burung. Maka hasil yang kita temui tentang artikel yang mencantumkan “flu” dan “burung”, baik itu terpisah ataupun berdampingan. Kemudian “flu burung”, hasil yang kita dapatkan adalah artikel yang terdapat kalimat flu burung secara berdampingan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah diuraikan pada Studi Pustaka dan dalam kaitannya dengan kasus skenario, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
EBM adalah pengambilan keputusan dengan berbasis bukti ilmiah. Bukti itu dapat diperoleh memalui buku, jurnal ilmiah internet, atau opini para ahli.
EBM mutlak diperlukan untuk seorang dokter agar kualitas dan profesionalismeya meningkat dan tidak perlu khawatir dengan tuntutan malpraktek, karena ia telah bekerja sesuai prosedur yang ada.
Untuk melakukan pencarian bukti-bukti ilmiah pada internet dapat dilakukan dengan logika boolean dan mengakses free full text.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan ada beberpa hal penting yang perlu diperhatikan:
1. Perlu dibiasakan belajar berbasis bukti sedari kuliah agar saat mulai menghadapai pasien bisa mengambil bukti secara tepat.
2. Dalam menggunakan bukti ilmiah juga melihat relevan dan reliabelnya, karena informasi di dunia medis terus berkembang.
3. Dibutuhkan ketrampilan dalam menelusuri bukti ilmiah, hal itu perlu dilatih sejak dini.



DAFTAR PUSTAKA

Dwiprahasto, Iwan. Paradigma baru pendekatan medik berbasis bukti (evidence-based medicine) penerapan formularium obat, artikel pada website: www.dkk-bpp.com, diakses pada 12 Oktober 2009
Guyatt G. Evidence based medicine has come a long way, The second decade will be as exciting as the first, BMJ 2004;329:9901
Harden R M, Grant J, Buckley G and Hart I R., 1999. BEME Guide No 1: Best Evidence Medical Education. Medical Teacher 21, 6, pp 553-62
Soeleman, Koentjoro. Evidence Based Medicine. Artikel ini pada website: www.fk.uwks.ac.id, diakses pada 12 Oktober 2009
Pandhita, S. Gea, Implikasi Kedokteran Defensif, artikel ini pada website: http://www.scribd.com, diakses pada 13 Oktober 2009
Sackett DL, Richardson WS, Rosen-berg WMC, Haynes RB. 2000. Evidence-based medicine. How to practice and teach EBM. London: Churchill Livingstone Edinburgh
Sopyan, Yayan. 2005. Cara Cerdik Mencari Informasi di Internet. Tangerang: PT Kawan Pustaka
Wirjo, Hananto. 2002. Kajian Klinik Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti (KBB). Jakarta: Sagung Seto
Zulharman, Best Evidence Medical Education (BEME),Pendidikan Kedokteran berbasis bukti, artikel pada website: http://zulharman79.wordpress.com, diakses pada 11 Oktober 2009

Tidak ada komentar: